Banyak orang berjuang untuk menghilangkan stretch
marks mereka dengansekian banyak cara. Ada pun mereka yang berjuang mencegahnya,
sebelum stretch marks terjadi--misalnya mengoleskan losion secara rajin ketika hamil.
Namun sayangnya, seluruh itu dapat jadi sia-sia. Berdasarkan
keterangan dari riset yang diterbitkan dalam Journal of Investigative
Dermatology, genetik ternyata mempunyai
peran urgen dalam menilai apakah Anda bakal mempunyai stretch marks atau
tidak.
Untuk studi ini, melansir Women's
Health, semua peneliti dari
perusahaan genetik individu 23andMe, menganalisis DNA dari 33.390 orang.
4.967 darinya ialah wanita
dengan stretch marks kehamilan yang parah.
Para peneliti lantas menemukan, mutasi di dalam
atau di dekat sejumlah gen
spesifik--ELN, SRPX, HMCN1, dan TMEM18--meningkatkan risiko partisipanguna mempunyai stretch marks hingga 40 persen.
Lebih tidak sedikit dialami
perempuan Salah satu gen tadi, ELN (alias elastin) ialah yang sangat kuat hubungannya dengan stretch marks, terutama ketika kehamilan. Elastin ialah komponen utama dari serat
elastik, yang menolong jaringan
tisu meregang dan kembali.
Jadi, walaupun desakan ekses pada kulit ialah penjelasan singkat guna stretch marks, sejumlah orang lebih rentan
mengalaminya dibanding yang lain, ujar
pengarang penelitian, Joyce Tung, Ph.D., direktur penelitian di 23andMe.
Misalnya, melulu 25 persen pria
diadukan mempunyai stretch marks,sementara
ada 55 persen perempuan yang
memilikinya.
"Sebelumnya, tidak terdapat varian genetik yang
diketahui bersangkutan dengan
stretch marks," ujar Tung, yang
bercita-cita bisa mengejar perawatan
yang lebih efektif yang menargetkan pada
buatan elastin.
Strecth Marks, Kenapa Bisa Muncul?
Reviewed by shakaela
on
Juni 04, 2018
Rating:

Tidak ada komentar: